Pasuruan – Kepala BPVP Banyuwangi, Arsad, mengunjungi kawasan Industri Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) yang beralamat di Jl. Raya Raci Bangil Rembang, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, Rabu (12/2). Terdapat beberapa Industri yang dikunjungi, diantaranya PT Yamaha Musical Product Indonesia, PT Central Motor Wheel Indonesia, dan Kantor Pengelola Kawasan Industri Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) itu sendiri untuk melihat secara langsung proses riset dan produksi alat musik tiup, velg mobil, dan perusahaan pengelolaan, pengembangan, serta penyediaan lahan industri.
Dalam kunjungannya, Arsad, didampingi oleh Sub Koordinator Bidang Pemberdayaan, Kepala BLK UPTD yang berada diwilayah kerja BPVP Banyuwangi, meliputi Jember, Lumajang, Situbondo, Bondowoso, Probolinggo, Kota Probolinggo, dan Pasuruan. Arsad sangat menekankan soal pentingnya kunjungan ke industri sebagai kesempatan untuk memahami praktik kerja perusahaan yang nantinya dapat dijadikan referensi penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi di masing-masing Balai.
“Kami merasa kunjungan ke Kawasan Industri ini sangat penting tidak hanya bagi BPVP Banyuwangi tapi juga BLK UPTD, LPKS, dan BLK Komunitas. Kami juga berharap nantinya dapat melakukan kerjasama dalam hal relevansi kebutuhan kompetensi antara industri dengan lembaga pelatihan, memang terdapat beberapa kejuruan yang sarana prasarananya sudah ada seperti; pengelasan, otomotif, dan bubut tinggal penyempurnaan kompetensinya saja. Mungkin kejuruan yang belum ada seperti teknik kelistrikan dan operator alat berat forklift ini kami perlu melakukan terobosan untuk mengusulkan kejuruan baru atau menyusun program pelatihan Tailor Made Training yang bisa dilaksanakan di Industri,” Kata Arsad.
Arsad juga menambahkan beberapa potensi kerjasama yang dapat dilakukan oleh BPVP Banyuwangi dengan Industri yakni, dukungan pengembangan Balai, kemitraan program-program, pemagangan, dan pemenuhan tenaga kerja terlatih. Rencana kerjasama tersebut bertujuan agar Indonesia dapat memetik manfaat maksimal dari adanya bonus demografi.
“Oleh karena itu, ketersediaan sumber daya manusia (SDM) usia produktif yang melimpah harus diimbangi peningkatan kompetensi baik secara kapasitas maupaun kualitas dalam hal menghadapi perubahan pasar kerja yang semakin terbuka dan kompetitif,” ujarnya.
Implementasi dari kunjungan ke Kawasan Industri ini diharapkan rencana kerjasama segera terwujud sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih banyak bagi masyarakat Indonesia, khususnya angkatan kerja.